Entri Populer

Senin, 28 Mei 2012

METODE EKSPERIMEN


Pengaplikasian metode psikologi dalam praktek pembelajaran di sekolah
Metode eksperimen    
Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya (Shalahuddin,1990:23).
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
  1. percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari
  2. pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
  3. hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
  4. verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
  5. aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
  6. evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Dalam pengajaran sains, pengajarannya tidak menuntut hafalan, pengajarannya dilakukan guru dengan memberi teori lalu siswa yang akan mengembangkannya dengan cara berfikir yang sehat dan masuk akal berdasarkan kaidah-kaidah alam. Tujuan utama dalam pembelajaran sains adalah agar siswa-siswi mamahami konsep sains (ipa) yang kaitannya dengan alam sekitar serta kehidupan sehari–hari, dan juga agar siswa mempunyai keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan alam dengan cara metode - metode ilmiah. Dengan memakai metode ilmiah ini kita lebih yakin dan percaya diri akan kebesaran dan kekuasaan sang pencipta alam semesta ini. Metode ini biasanya dilakukan dalam laboratorium dimana akan dilakukannya sebuah eksperimen. Sebelum melakukan eksperimen, peneliti(siswa) melakukan apa yang  yang seharusnya diteliti, dan kapan melakukannya penelitian. Dengan banyaknya subjek penelitian maka hasil penelitian akan semakin objektif.
Metode eksperimen ini biasanya dipakai pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor . Pada metode ini siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep lalu langsung diaplikasikan di dalam kehidupannya.
Metode Eksperimen atau biasanya disebut sebagai metode percobaan. Contoh  pengaplikasiannya di sekolah adalah melakukan suatu pengamatan pada objek tertentu yang akan diteliti dengan memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkannya. Metode ini dalam pelaksanaanya harus benar-benar disesuaikan pada kondisi fisik kita, karena dalam metode ini kita menggunakan alat indra kita. Pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dalam pelajaran biologi misalnya siswa harus mengamati pengaruh cahaya matahari pada pertumbuhan tanaman kacang hijau. Sebelum melakukan eksperimen siswa harus menentukan tujuan, alat dan bahan yang akan diperlukan, tempat eksperimen. Saat siswa melaksanakan eksperimen, guru harus mengamati proses percobaan yang dijalani siswa serta memberikan dorongan dan bantuan jika siswa menghadapi kesulitan-kesulitan dalam melakukan percobaan. Setelah siswa selesai melakukan eksperimen maka siswa harus membuat laporannya yang akan diperiksa oleh guru.
Dalam eksperimen ini yang berjudul pengaruh cahaya matahari pada pertumbuhan tanaman kacang hjau, berarti dibutuhkan dua atau lebih tempat yang berbeda untuk membandingan objek yang akan kita uji yaitu tanaman kacang hijau yang terkena matahari langsung dan tanaman yang tertutup cahaya atau gelap. Disini siswa membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengamatinya. Peran siswa dalam metode eksperimen ini adalah mengamati apa yang terjadi pada tanaman kacang hijau yang terkena matahari dan tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap. Pengamatan ini kita menggunakan indra penglihatan dimana kita melihat mana yang lebih panjang batang tanaman kacang hijau pada dua tempat yang berbeda dan kemana arah tanaman akan tumbuh memanjang. Dalam pengamatan ini siswa membutuhkan penggaris untuk mengukur panjang tanaman. Eksperimen yang dilakukan siswa membuat siswa dapat mengetahui secara langsung bahwa cahaya matahari dapat menghambat petumbuhan panjang tanaman kacang hijau namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau, tampak segar dan batang kecambah lebih kokoh dari pada yang tidak terkena cahaya matahari. Pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat atau tidak berwarna hijau.
Penelitian perkecambahan diterapkan oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa mendapatkan pengalaman, siswa dapat melihat dan mengamati secara langsung sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi, meningkatkan keterampilan siswa dalam menginterpretasikan data hasil pengamatan dan siswa juga dapat menyimpulkan suatu gejala yang terjadi. Siswa memiliki kemampuan seperti itu karena pada metode eksperimen adanya kegiatan seperti mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan, berusaha mencari dasar teori yang relevan,  mengamati percobaan, menganalisis dan menyajikan data, menyimpulkan hasil percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan). Dalam metode eksperimen ini jelas bahwa guru hanya mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa.
Metode eksperimen ini lebih menekankan kepada siswa agar siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal, dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam mengenai pelajaran yang diberikan serta siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar untuk melaksanakan langkah langkah dalam cara berpikir ilmiah. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Pengamatan yang dilakukannya bahkan bisa tertanam dalam ingatan jangka panjang. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar