Pengaplikasian
metode psikologi dalam praktek pembelajaran di sekolah
Metode eksperimen
Istilah eksperimen (percobaan) dalam
psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap
gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan
untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau
kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan
metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan.
Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya
(Shalahuddin,1990:23).
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
- percobaan
awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan
dipelajari
- pengamatan,
merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan
untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
- hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
- verifikasi
, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
- aplikasi
konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep
yang telah dipelajari.
- evaluasi,
merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Guru
mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap
perlu didiskusikan secara klasikal.
Dalam pengajaran sains, pengajarannya tidak menuntut
hafalan, pengajarannya dilakukan guru dengan memberi teori lalu siswa yang akan
mengembangkannya dengan cara berfikir yang sehat dan masuk akal berdasarkan
kaidah-kaidah alam. Tujuan utama dalam pembelajaran sains adalah agar
siswa-siswi mamahami konsep sains (ipa) yang kaitannya dengan alam sekitar
serta kehidupan sehari–hari, dan juga agar siswa mempunyai keterampilan untuk
mengembangkan pengetahuan alam dengan cara metode - metode ilmiah. Dengan
memakai metode ilmiah ini kita lebih yakin dan percaya diri akan kebesaran dan
kekuasaan sang pencipta alam semesta ini. Metode ini biasanya dilakukan dalam
laboratorium dimana akan dilakukannya sebuah eksperimen. Sebelum melakukan
eksperimen, peneliti(siswa) melakukan apa yang
yang seharusnya diteliti, dan kapan melakukannya penelitian. Dengan
banyaknya subjek penelitian maka hasil penelitian akan semakin objektif.
Metode eksperimen ini biasanya dipakai pada tingkat
sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah
kejuruan (SMK). Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui
observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode
eksperimen dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor . Pada metode ini siswa diberi kesempatan untuk menyusun
sendiri konsep-konsep lalu langsung diaplikasikan di dalam kehidupannya.
Metode Eksperimen atau biasanya disebut sebagai metode
percobaan. Contoh pengaplikasiannya di
sekolah adalah melakukan suatu pengamatan pada objek tertentu yang akan
diteliti dengan memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkannya. Metode ini
dalam pelaksanaanya harus benar-benar disesuaikan pada kondisi fisik kita,
karena dalam metode ini kita menggunakan alat indra kita. Pada tingkat sekolah
menengah pertama (SMP) dalam pelajaran biologi misalnya siswa harus mengamati
pengaruh cahaya matahari pada pertumbuhan tanaman kacang hijau. Sebelum
melakukan eksperimen siswa harus menentukan tujuan, alat dan bahan yang akan
diperlukan, tempat eksperimen. Saat siswa melaksanakan eksperimen, guru harus
mengamati proses percobaan yang dijalani siswa serta memberikan dorongan dan
bantuan jika siswa menghadapi kesulitan-kesulitan dalam melakukan percobaan.
Setelah siswa selesai melakukan eksperimen maka siswa harus membuat laporannya
yang akan diperiksa oleh guru.
Dalam eksperimen ini yang berjudul pengaruh cahaya
matahari pada pertumbuhan tanaman kacang hjau, berarti dibutuhkan dua atau
lebih tempat yang berbeda untuk membandingan objek yang akan kita uji yaitu
tanaman kacang hijau yang terkena matahari langsung dan tanaman yang tertutup
cahaya atau gelap. Disini siswa membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
mengamatinya. Peran siswa dalam metode eksperimen ini adalah mengamati apa yang
terjadi pada tanaman kacang hijau yang terkena matahari dan tanaman yang
diletakkan di tempat yang gelap. Pengamatan ini kita menggunakan indra
penglihatan dimana kita melihat mana yang lebih panjang batang tanaman kacang
hijau pada dua tempat yang berbeda dan kemana arah tanaman akan tumbuh
memanjang. Dalam pengamatan ini siswa membutuhkan penggaris untuk mengukur
panjang tanaman. Eksperimen yang dilakukan siswa membuat siswa dapat mengetahui
secara langsung bahwa cahaya matahari dapat menghambat petumbuhan panjang
tanaman kacang hijau namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau, tampak
segar dan batang kecambah lebih kokoh dari pada yang tidak terkena cahaya
matahari. Pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari maka batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran kecil, tipis
dan berwarna pucat atau tidak berwarna hijau.
Penelitian
perkecambahan diterapkan
oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa mendapatkan pengalaman,
siswa dapat melihat dan mengamati secara langsung sehingga diharapkan dapat
membantu siswa dalam memahami materi, meningkatkan keterampilan siswa dalam
menginterpretasikan data hasil pengamatan dan siswa juga dapat menyimpulkan suatu gejala yang
terjadi. Siswa memiliki kemampuan seperti itu karena pada metode eksperimen
adanya kegiatan seperti mempelajari
cara-cara penggunaan alat dan bahan, berusaha
mencari dasar teori yang relevan, mengamati
percobaan, menganalisis
dan menyajikan data, menyimpulkan
hasil percobaan, mengkomunikasikan
hasil percobaan (membuat laporan). Dalam metode
eksperimen ini jelas bahwa
guru
hanya
mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa.
Metode eksperimen ini lebih menekankan kepada siswa
agar siswa
mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses sehingga siswa memperoleh hasil
belajar yang maksimal,
dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam mengenai pelajaran yang diberikan
serta siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar untuk melaksanakan langkah
langkah dalam cara berpikir ilmiah. Pengalaman yang dialami
secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Pengamatan yang dilakukannya bahkan bisa tertanam
dalam ingatan jangka panjang. Keterlibatan fisik dan mental
serta emosional siswa dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi
pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang
inovatif dan kreatif .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar