BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Memang
harus diakui, dewasa ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak
mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga
ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan
dalam penggunaan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana.
Agar
tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal
penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin
vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Salah satu persyaratan yang perlu
dan mendesak dalam berbicara atau menulis adalah diksi (pilihan kata). Pilihan
kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi), yaitu ilmu yang
mempelajari makna kata. Dalam memilih
kata, pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat
kamus itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada
dua persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan
kesesuaian. Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan
tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis
sesuai dengan tafsiran pembicara/penulis.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud
dengan diksi?
1.2.2 Apa yAng dimaksud
dengan kalimat efektif?
1.2.3 Apa fungsi diksi dalam
kalimat?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk memahami
penggunaan diksi dengan baik dan tepat.
1.3.2 Untuk memahami
penyusunan kalimat yang efektif.
1.4
Manfaat
1.4.1 Agar Mahasiswa/i mampu memanfaatkan peranti-peranti diksi yang
tepat dalam kalimat, sehingga mampu menyusun paragraf yang efektif.
1.4.2 Agar Mahasiswa/i menguasai berbagai macam
kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan
efisien.
1.4.3 Agar
Mahasiswa/i memiliki ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian diksi
Diksi
ialah pilihan kata. maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.[1]
Diksi, dalam arti aslinya dan
pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan
enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan
dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Adapun menurut tokoh Gorys Keraf
(2002) mengemukakan poin-poin penting tentang diksi.
Plilihan kata atau diksi mencakup
pengertian kata–kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu
situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai
hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata
suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.[2]
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi
diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi
kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
Kata yang tepat akan membantu
seseorang mengungkapkan dengan tepea apa yang ingin disampaikannya, baik lisan
maupun tulisan. Disamping itu pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu.
2.2 Pengertian kalimat
Kalimat
adalah
adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau
penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta
tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Adapun
menurut Gorys Keraf, kalimat efektif adalah kalimat yang :
* Secara
tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
* Sanggup
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara/penulis.[3]
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa,
ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita. Agar
menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan gagasan.
2. Pengarang
harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna,
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk
yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
3. Menguasai
berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh
paragraf:
1. Hari ini Aku
pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami
bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama
kemudian.
2. Liburan kali
ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang
ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir
angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah
tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu
sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi
dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca
karena enak dibaca dan tidak membosankan.
3.1.1 Syarat-Syarat Pemilihan Kata
1.Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif
adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna
denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul
sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti
untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh
lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna
denotative adalah kamar yang kecil.[4]
2.
Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus
adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata
umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi.
Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya
adalah lele lokal, lele dumbo.[5]
3.
Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh
pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra.
Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan
rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat
teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan
menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.[6]
4.
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya
mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah
mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang
keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
5.
Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang
dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan
oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah
seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain
itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut
adalah contoh dari kata-kata tersebut.
Kata
Ilmiah: Kata
Popular:
Analogi kiasan
Final akhir
Diskriminasi perbedaan perlakuan
Prediksi ramalan
Kontradiksi pertentangan
Format ukuran
Anarki kekacauan
Biodata biografi
singkat
Bibliografi daftar pustaka
3.1.2 Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar
dan dari dalam bahasa Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata
baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses
serapan.
1.
Kesalahan Pembentukkan dan
Pemilihan Kata
Pada
subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering
ditemukan dalam bahasa lisan maupun tulis.
a. Penanggalan awalan meng-
b. Penanggalan awalan ber-
c. Peluluhan bunyi /c/
d. Penyengauan kata dasar
e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
f. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
g. Padanan yang tidak serasi
h.
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
i. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan
pemukiman
j. Penggunaan kata yang hemat
k. Analogi
l. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian
suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak
boleh dilakukan adalah mengulang kata yang kita definisikan.
Contoh
definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan
binatang, tumbuhan dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah
punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri
dari:
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan
kata lain yang lebih umum dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu
pembicaraan atau diskusi.
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang
terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah.
Defiisi realis terbagi atas :
-
Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik)
dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas
genus dan diferensia(definisi konotatif). [7]
-
Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus
yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana
suatu hal terjadi.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang
dijelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga
macam
-
Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
-
Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.
-
Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
3.
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing
yang sesuai dari EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa
Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing.
Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa
Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa
Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:
-
Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki
bunyi yang sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
-
Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata
tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.[8]
4. Analogi
Analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem
ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem
fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:
Bahasa
Indonesia
Bahasa Aslinya
aksi
action(inggris)
bait
bait(arab)
boling
bowling(inggris)
dansa
dance(inggris)
derajat
darrajat(arab)
ekologi
ecology(inggris)
fajar
fajr(arab)
insane
insane(arab)
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing
dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur pertama ini digunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa
asing. Unsur yang kedua kata pinjaman yang penulisan dan pengucapannya telah
disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
5.
Anomali
Bahasa
Indonesia
Bahasa Aslinya
bank
bank(inggris)
intern
intern(inggris)
qur’an
qur’an(arab)
jum’at
jum’at(arab)
Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur
anomali. Bila diamati lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang
tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu bank=(nk),
jum’at=(’). Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk
dibaca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh
berikut:
Bahasa
Indonesia
Bahasa Aslinya
expose
expose
export
export
exodus
exodus
Kadang-kadang
kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih,
sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya
Bahasa
Indonesia
Bahasa Aslinya
federalisme
federalism(inggris)
bilingual
bilingual(inggris)
dedikasi
dedication(inggris)
edukasi
education(inggris)
3.2 Pengertian Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau
pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud
penulis /pembicara.[9]
Kalimat Efektif digunakan pada
tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
dan sebagainya.
3.2.1 Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
a.Kesatuan
gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta
unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Di
dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan
umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur
di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur
itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini
harus dihilangkan)
b.Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat
yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
c.Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh
menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan
kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
d.Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
1. Mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
2. Menggunakan
partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan
–kah.
3. Menggunakan
repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
4. Menggunakan
pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
e.Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah
dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
3.3 Fungsi
diksi dalam kalimat
Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk
ditempatkan dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa
mewakili maksud atau gagasan. Makna kata itu secara leksikal banyak yang sama,
tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan.
Kata-kata tersrbut bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak bisa
ditempatkan dalam kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat:
1. Mahasiswa
tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai
tugas akhir dalam studinya
2. Penyelidikan kasus
penggelapan uang negara sudah dimulai
3. Berdasarkan
pengamatan saya situasi belajar di kelas A cukup kondusif
4. Berdasarkan
hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi
tersangka.
Keempat
kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa ditukar. Seandainya ditukar, tidak
akan sesuai sehingga akan membingungkan pendengar atau pembaca. Dari segi
kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke
rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu. Contoh
:
1.Kucing saya mati setelah makan ikan busuk
2.Ayahnya meninggal tadi malam
3.Pahlawanku gugur di medan laga
4.Beliau wafat 1425H.
Frase biasa dipakai
dalam bewara kematian di surat kabar, seperti”…telah pulang ke rahmatullah
kakek Jauhari….”. dari segi makna, kata islam dan muslim sering salah
penggunaanya dalam kalimat. Kita pernah mendengar orang berkata, “Setelah
menjadi Islam dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk Islam dia rajin
bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya harus
menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah”.
Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim adalah orang
yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan dengan orangnya dan kata
masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya. Berikut ini adalah Fungsi Diksi :
- Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal.
- Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
- Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
- Menciptakan
suasana yang tepat.
- Mencegah
perbedaan penafsiran.
- Mencegah
salah pemahaman.
- Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melihat dari uraian
arti diksi dan kalimat efektif beserta fungsinya maka maksud materi ini adalah
meningkatkan kreatifitas dalam memilih
kata karena itu merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau
ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam
menghasilkan tulisan yang indah, dapat di baca , serta ide yang ingin
disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan
maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi
dan tempat penggunaan kata–kata itu.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa diksi dan kalimat efektif mempunyai persamaan yaitu sama-sama
penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar
pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga mengenai pengetahuan diksi dan kalimat efektif.
Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata
dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi dan kalimat efektif diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan
dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah
dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Aleka. Bahasa
Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta:Kencana. 2010
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Pembinaan
bahasa indonesia.Jakarta
: FITK Press. 2007
Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin
Berbahasa Indonesia.
Jakarta : FITK. 2010
Keraf, Gorys. Diksi
dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.1985
Moeliono, Anton M. Diksi atau Pilihan Kata.Jakarta:
Bharata.1982
Rahaedi, kunjana. Bahasa
Indonesia perguruan tinggi.Jakarta : Erlangga.2010
Zaenal, arifin dan Tasai, Amran.Cermai berbahasa Indonesia.
Jakarta: CV Akademika Pressindo.2008
[1] Zaenal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia.( Jakarta : Akademika
Pressindo.2010).h. 28
[2] Ramlan A.Gani Pembinaan bahasa indonesia.
(Jakarta:FITK Press.2007). h. 77
[3] Ramlan A Gani. Pembinaan
Bahasa Indonesia. (Jakarta : FITK Press.2007).h.106
[4] Zaenal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia.( Jakarta :
CV Akademika Pressindo.2010).h. 28
[5] Mahmudah, Fitriyah
ZA. Pembinaan Bahasa Indonesia.(Jakarta
:FiTK.press.2007).h.83
[6] AmranTasai. Cermat Berbahasa Indonesia.(Jakarta :CV
Akademika Pressindo.2010).h.32
[7] Ramlan A Gani. Pembinaan Bahasa Indonesia.(Jakarta :
FITK.Press.2007).h.98-99
makasih ya, ngebantu banget :)
BalasHapusIyoo
BalasHapusBisa jadiin pdf gx ya
BalasHapus